TUGAS AKUNTANSI II
AKTIVA TETAP DAN DEPRESIASI
AKTIVA TETAP
Aset tetap dalam akuntansi
adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.[1]
Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk
digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset
tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan
bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain. Aset tetap
biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah
atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi
atau penyusutan.
Aktiva
tetap terbagi atas dua kelompok utama,yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva
tetap tidak berwujud, konsep-konsep aktiva tetap yang disajikan berikut ini
adalah konsep aktiva tetap berwujud. Kusnady dkk (1996:528)mendefinisikan
aktiva tetap sebagai : semua benda yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki
nilai guna ekonomis serta mempunyai umur(massa)manfaat lebih dari satu tahun .
Macam-macam Cara Perolehan
Aktiva Tetap
Seperti
sudah saya sampaikan pada artikel-artikel sebelumnya, aktiva tetap dapat
diperoleh dengan berbagai macam cara, diantaranya (yang paling sering terjadi):
Dibeli tunai (kontan)
Dibeli tunai (kontan)
Dibeli dengan mencicil
(kontrak jangka panjang)
Dibeli dengan saham
Dibangun Sendiri Pertukaran
Aktiva memiliki tiga karakteristik utama yaitu, memiliki manfaat ekonomi
dimasa mendatang, dikuasai oleh suatu unit usaha, hasil dari transaksi masa
lalu. Aktiva tetap lazimnya dicatat sebesar harga perolehannya.
Aktiva tetap juga disusutkan dengan mengunakan harga
perolehan aktiva tersebut kemudian dibebankan kepada periode-periode dalam masa
penggunaannya. Penyusutan aktiva tetap dicatat sebagai
berikut, debet pada perkiraan beban penyusutan dan kredit pada perkiraan
akumulasi penyusutan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan perputaran aktiva tetap
yaitu “Posisi aktiva tetap dan taksiran waktu perputaran aktiva tetap
yang dinilai dengan menghitung tingkat perputaran aktiva tetap yaitu, dengan
membagi penjualan dengan total aktiva tetap bersih“
KLASIFIKASI AKTIVA TETAP
Aktiva tetap dapat
digolongkan menjadi empat kelompok,yaitu :
1.
Tanah,seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya
gedung-gedung perusahaan.
2.
Perbaikan tanah,seperti jalan-jalan di seputar lokasi
perusahaan yang dibangun perusahaan,tempat parker,pagar dan saluran air bawah
tanah.
3.
Gedung,seperti gedung yang digunakan untuk
kantor,took,pabrik,dan gudang.
4.
Peralatan,seperti peralatan kantor,peralatan
pabrik,mesin-mesin,kendaraan dan meubel
Tanah
Harga perolehan harga tanah
meliputi :
1.
Harga beli tunai tanah
2.
Biaya balik nama
3.
Komisi perantara
4.
Pajak atau pungutan lain yang harus dibayar oleh pembeli.
Perbaikan Tanah
Harga perolehan perbaikan tanah meliputi semua
pengeluaran yang di lakukan sampai perbaikan siap untuk digunakan sebaimana
dimaksud dengan perbaikan.
Gedung
Semua pengeluaran yang berhubungan dengan pebelian
atau pembangunan dengan pembelian atau pembangunan sebuah gedung harus
dibebankan pada rekening gedung.
Peralatan
Harga perolehan peralatan terdiri dari harga beli
tunai,biaya pengangkutan dan biaya asuransi selama dalam pengangkutan yang
dibayar oleh pembeli.
KONSEP DEPRESIASI
Depresiasi adalah proses
pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya
dengan cara rasional dan sistematis, pengalokasian harga perolehan diperlukan
agar dapat dilakukan penandingan yang tepat antara pendapatan dengan biaya,
sebagaimana diminta oleh prinsip penandingan.
menentukan depresiasi
Faktor-faktor yang menentukan beban depresiasi adalah
biaya awal, nilai sisa dan usia kegunaan. Depresiasi hanya dapat diperkirakan
karena dia tergantung dari beberapa perubahan unsur-unsur yang potensial. Nilai
sisa adalah nilai apapun yang tetap ada setelah aktiva dihentikan. Perhitungan
depresiasi berdasarkan biaya awal dikurangi nilai sisa. Beberapa metode
digunakan untuk menghitung depresiasi. Metode garis lurus adalah yang paling
terkenal. Metode-metode depresiasi yang berbeda dapat digunakan untuk informasi
laporan keuangan dan keperluan pajak.
METODA –METODA
DEPRESIASI
1.
metode garis
lurus
Metode
garis lurus untuk depresiasi membebankan jumlah yang sama dari depresiasi untuk
setiap periode selama usia kegunaan aktiva tersebut. Dia ditentukan dengan cara
mengurangkan nilai sisa dari biaya awal dan membaginya dengan jumlah tahun dari
perkiraan usia. Oleh karena kemudahannya, maka dia merupakan metode yang paling
banyak digunakan.
2.
metode unit
produksi
Metode
unit produksi menentukan beban depresiasi berdasarkan jumlah aktiva yang
digunakan. Panjangnya usia dari suatu aktiva ditunjukkan dalam bentuk kapasitas
produksi. Biaya mula-mula dikurangi nilai sisa apapun dibagi dengan kapasitas
produksi untuk menentukan tingkat depresiasi unit produksi pemakaian per unit.
Sebagai contoh, pemakaian unit-unit dapat diperlihatkan dalam kuantitas
barang-barang yang diproduksi, jumlah jam yang digunakan, sejumlah pemotongan,
jumlah mil yang dikendarai atau muatan ton. Beban depresiasi dalam suatu
periode ditentukan dengan cara mengalikan pemakaian tingkat tetap unit
produksi. Metode depresiasi ini umumnya digunakan ketika pemakaian aktiva
berubah-ubah dari tahun ke tahun.
3.
metode saldo
menurun
Metode
saldo menurun (dikenal juga sebagai saldo menurun ganda) merupakan bentuk yang
popular untuk mempercepat depresiasi. Tingkat yang digunakan biasanya dua kali
dari tingkat yang digunakan oleh metode garis lurus. Metode ini tidak
memperhitungkan perkiraan nilai sisa dalam menentukan tingkat depresiasi atau
menghitung depresiasi secara periodik. Meskipun demikian, suatu aktiva
tidak dapat didepresiasikan melebihi perkiraan nilai sisa. Beban depresiasi
adalah lebih tinggi di tahun pertama, dan menjadi lebih kecil di tahun
berikutnya.
4.
metode jumlah
angka tahun
Metode
jumlah angka tahun merupakan bentuk lain untuk mempercepat depresiasi. Depresiasi
tahunan dihitung dengan cara mengurangi nilai sisa dari biaya sebenarnya, dan
mengalikan jumlah ini dengan angka pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan
adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan; untuk usia 5 tahun, penyebutnya =
1 + 2 + 3 + 4 + 5 =15. Pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur. Untuk
tahun pertama, pembilangnya adalah 5 dan pecahannya adalah 5/15.
membandingkan metode-metode depresiasi
Metode-metode depresiasi yang berbeda memberikan hasil
yang berbeda juga, dan dalam beberapa keadaan kegunaan dari metode depresiasi
tertentu disarankan. Ketika penggunaan aktiva berfluktuasi dari waktu ke waktu,
metode unit produksi dianjurkan. Untuk aktiva yang kegunaannya menurun lebih
awal, dan mereka ditujukan terhadap biaya pemeliharaan yang tinggi sehubungan
dengan bertambahnya usia mereka, maka bentuk dari depresiasi yang dipercepat
harus digunakan, misalnya metode saldo menurun dan jumlah angka tahun.
depresiasi dan pendapatan pajak
Untuk kepentingan pajak, metode depresiasi garis lurus,
saldo menurun, jumlah angka tahun, dan unit produksi diperkenankan sebelum
tahun 1981. Antara tahun 1980 dan 1987, baik metode garis lurus maupun Sistem
Pemulihan Biaya Dipercepat / Accelerated Cost Recovery System (ACRS)
dapat digunakan. Undang-undang Perbaikan Pajak / The Tax Reform Act
tahun 1996 merevisi ACRS dengan menyediakan daftar nilai depresiasi untuk
delapan kelas aktiva pabrik. Penggunaan metode depresiasi dipercepat mengurangi
kewajiban pajak dan meningkatkan aliran kas.
meninjau kembali perhitungan depresiasi
Oleh karena depresiasi merupakan perkiraan, maka dia
perlu sering direvisi secara periodik selama kehidupan aktiva. Kesalahan dalam
memperkirakan nilai sisa, tahun-tahun umur kegunaan, ataupun keduanya
memerlukan suatu revisi. Revisi dari depresiasi hanya
mempengaruhi beban depresiasi di masa yang akan datang.
membukukan beban depresiasi
Ketika depresiasi dibukukan, perkiraaan Beban Depresiasi
didebitkan, dan Akumulasi Depresiasi dikreditkan. Akumulasi Depresiasi
merupakam perkiraan lawan/pengganti aktiva yang menurunkan nilai aktiva pabrik.
Penggunaan perkiraan lawan/pengganti membolehkan aktiva untuk diperlihatkan
pada biaya, dan dengan demikian memberikan perhitungan yang lebih mudah jika
suatu revisi diperlukan atau metode depresiasi yang berbeda digunakan. Pada
saat suatu aktiva terjual, maka seluruh perkiraan yang berhubungan dengan
depresiasi aktiva tersebut disesuaikan.
metode penyusutan gabungan
Metode depresiasi penyusutan gabungan menentukan
depresiasi dari sekelompok aktiva pabrik yang sama dengan menggunakan suatu
nilai tunggal. Nilai ini ditentukan dengan cara membagi depresiasi tahunan
dengan biaya total yang sebenarnya dari aktiva. Meskipun peralatan tertentu
dalam kelompok mungkin ditanbahkan dan diberhentikan, metode ini mengasumsikan
bahwa gabungan tersebut akan tetap didak berubah. Keuntungan dan kerugian dari
pemberhentian atau pelepasan aktiva tidak diakui.
PENGGUNAAN AKTIVA TETAP
Penggunaan aktiva tetap (utilization) adalah 2nd phase dari siklus
hidup aktiva tetap. Pada masa inilah aktiva tetap diharapkan berproduksi,
menghasilkan output dan memberikan hasil kembali (gains / laba
/ profit / earning) atas cost yang pernah
dikeluarkan pada masa perolehannya.
Namun demikian, setiap revenue yang dihasilkan tentunya
memerlukan adanya pengorbanan, yang dalam suatu transaksi lumrah kita sebut
sebagai beban/biaya (expenses) maupun harga pokok (cost).
Untuk berproduksi, menghasilkan output yang pada akhirnya menghasilkan revenue, aktiva tetap harus dipekerjakan (occupied) secara maksimal. Ada aktivitas-aktivitas.
Atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada suatu aktiva tetap, ada 2 (dua) konsekwensi utama yang akan timbul :
1. Adanya pengeluaran (expenditure) untuk pemeliharaan (maintenance), perbaikan (repair/betterment), penggantian komponen (replacement), turun mesin (overhaul).
2. Adanya penurunan fungsi sekaligus berkurangnya umur ekonomis atas aktiva tetap yang dipergunakan, yang biasa kita kenal dengan PENYUSUTAN (depreciation)
Untuk berproduksi, menghasilkan output yang pada akhirnya menghasilkan revenue, aktiva tetap harus dipekerjakan (occupied) secara maksimal. Ada aktivitas-aktivitas.
Atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada suatu aktiva tetap, ada 2 (dua) konsekwensi utama yang akan timbul :
1. Adanya pengeluaran (expenditure) untuk pemeliharaan (maintenance), perbaikan (repair/betterment), penggantian komponen (replacement), turun mesin (overhaul).
2. Adanya penurunan fungsi sekaligus berkurangnya umur ekonomis atas aktiva tetap yang dipergunakan, yang biasa kita kenal dengan PENYUSUTAN (depreciation)
1). Pemeliharaan (Maintenance)
Tindakan atau aktivitas yang ditujukan “hanya” untuk membuat suatu aktiva tetap berfungsi sebagaimana mestinya disebut dengan PEMELIHARAAN (Maintenance), dan pengeluaran yang timbul hendaknya di bebankan (dijadikan biaya) pada periode yang sama.
Apakah boleh dikapitalisasi ? (jawabannya
ada di akhir sub pokok bahasan ini)
Contoh Kasus
:
PT. Royal Bali Cemerlang, membayar sebesar
Rp 75,000,- untuk membersihkan 1 unit AC di ruangan Accounting sekaligus
menambah Freon sebanyak 5 psi.
Jelas bisa kita lihat bahwa aktivitas ini adalah dimaksudkan hanya untuk
membuat AC tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka atas pengeluaran
tersebut dicatat sebagai berikut :
[-Debit-]. Office Maintenance = Rp 75,000,-
[-Credit-]. Petty Cash = Rp 75,000,-
2). Perbaikan (Repair/betterment)
Perbaikan (repair)
diperhitungkan sebagai aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan
pemeliharaan (maintenance). Dikatakan perbaikan (repair) apabila; untuk membuat
aktiva tersebut berfungsi sebagaimana mestinya diperlukan tindakan pemulihan
kondisi atas bagian/sparepart/komponen yang mengalami penurunan fungsi, akan
tetapi belum diperlukan suatu penggantian.
Contoh Kasus :
Dari kasus yang sama di
atas, akan tetapi tehnisi AC perlu melakukan penyambungan kabel ulang dan melakukan
pengelasan pada pangkal pipa selang yang sudah mengalami korosi ringan. Untuk
itu PT. Royal Bali Cemerlang harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp
350,000,-
Dapat kita lihat bahwa
tindakan ini tidak hanya sekedar melakukan pemeliharaan (maintenance) melainkan
sudah terjadi aktivitas perbaikan (repaires). Untuk itu PT. Royal Bali
Cemerlang melakukan pencatatan sebagai berikut :
[-Debit-]. Akumulasi penyusutan AC = Rp 350,000,-
[-Debit-]. Akumulasi penyusutan AC = Rp 350,000,-
[-Debit-]. Office Maintenace = Rp
75,000
[-Credit-]. Petty Cash = Rp 425,000,-
3). Penggantian Komponen (replacement)
Istilah penggantian komponen (replacement)
jelas artinya. Ditandai dengan adanya penggantian atas satu komponen atau lebih
dari suatu aktiva tetap.
Contoh Kasus :
Contoh Kasus :
Bagian IT menemukan salah satu mouse computer tidak
berfungsi lagi, dan sebuah DVD RW pada computer yang lain juga tidak berfungsi,
untuk itu diperlu dilakukan penggantian terhadap kedua kompenen tersebut secara
terpisah. Dari nota pembelian komponen terlihat harga mouse adalah Rp 35,000,-
sedangkan harga DVD RW adalah Rp 450,000,-
Atas transaksi tersebut, dilakukan pencatatan sebagai
berikut :
[-Debit-]. Maintenance = Rp 35,000,-
[-Debit-]. Akumulasi penyusutan Computer = Rp 450,000,-
[-Credit-]. Petty Cash = Rp 485,000,-
0 komentar:
Posting Komentar